Dikutipdari buku Upacara Perkawinan Adat Jawa karya Drs. Thomas Wijasa Bratawidjaja, berikut berbagai istilah yang biasa ditemui dalam prosesi pernikahan adat Jawa: 1. Nontoni. Dalam prosesi pernikahan adat Jawa, nontoni adalah melihat dari dekat keberadaan keluarga dan gadis yang sesungguhnya. Dilakukan oleh seorang congkok (wali) atau wakil 2 Siraman Adat Sunda. Berbeda dengan siraman adat Jawa, siraman adat Sunda ini memiliki tahap pertama dari ngengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani sang ayah yang mendampingi dengan membawa lilin. Makna dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka Simakpenjelasan lebih lengkapnya mengenai upacara adat Sunda berikut ini. Upacara Adat Sunda untuk Pernikahan 1. Neundeun Omong (Menyimpan Janji) 2. Narosan atau Nyeureuhan (Lamaran) 3. Nyanggakeun (Seserahan) 4. Ngeuyeuk Seureuh 5. Membuat Lungkun 6. Berebut Uang 7. Ngebakan atau Siraman Pernikahan 8. Ngecakeun Aisan 9. Ngaras 10. Setelahitu prosesi inti siraman dilakukan. Seperti di adat Jawa, dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang setaman. 5. Air siraman pada umumnya tidak hanya untuk menyiram badan, tapi juga untuk kumur-kumur dan lainnya. siraman adat Jawa via www.instagram.com. AdatSunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini. 1. Nendeun Omong, yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis. 2. Lamaran. Keduakeluarga besar bisa jadi memiliki banyak perbedaan latar belakang. Untuk menghargai peristiwa monumental tersebut, sangat wajar sekali tatkala pernikahan dirayakan melalui berbagai tahapan prosesi yang sangat panjang, serta penuh dengan simbol-simbol tertentu. Siraman sendiri ternyata merupakan adat dari Jawa dan Sunda. Admindari blog Terkait Teks 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait contoh teks deskripsi pakaian adat jawa dalam bahasa jawa dibawah ini. 12 Pakaian Adat Jawa Tengah Lengkap Beserta Gambar Dan Penjelasan. Prosesi siraman adat sunda dimulai secara simbolis yaitu calon pengantin wanita keluar dari kamar dengan digendong diaping MYt7W. Tahukah kamu riasan pernikahan bertemakan adat daerah memiliki makna dan doa untuk pemakainya? Termasuk salah satunya adalah riasan pengantin adat Sunda yang dipakai oleh artis cantik Syahnaz Sadiqah di hari pernikahannya pada 21 April lalu bersama Jeje of Contents Show 1. Mahkota Siger2. Daun sirih pada kening3. Kembang Tanjung di belakang sanggul4. Kembang goyang pada sanggul5. Untaian melati yang jatuh sampai tubuhGelungan Agung dari BaliTengkuluk Tanduak dari MinangkabauSiger Sunda dari Jawa BaratSaloko Bugis dari Sulawesi SelatanPaes Ageng dari YogyakartaSigokh dari Bandar LampungSiangko dari JakartaVideo yang berhubungan Mulai dari mahkotanya, hiasan bunga dan untaian melati di bagian belakang kepalanya, semua memiliki makna suci yang patut kamu tahu, Bela. Apa saja, ya?1. Mahkota riasan dengan adat Sunda, pengantin perempuan umumnya akan mengenakan mahkota Siger. Berbeda dengan Siger khas Lampung, Siger Sunda terbuat dari campuran logam dan memiliki berat 1,5-2 kg. Mahkota ini bermakna harapan akan rasa hormat, kearifan, dan kebijaksanaan dalam Daun sirih pada pengantin adat Sunda memiliki hiasan daun sirih di tengah-tengah kening mereka. Daun sirih berbentuk wajik ini sendiri merupakan lambang penolak Kembang Tanjung di belakang bagian sanggul, perias akan menyematkan enam kembang tanjung yang berbentuk seperti kupu-kupu kecil. Hiasan ini melambangkan kesetiaan sang perempuan pada Kembang goyang pada seperti pengantin adat Jawa, pengantin perempuan adat Sunda juga mengenakan tujuh kembang goyang pada sanggulnya. Namun sedikit perbedaannya adalah lima buah kembang goyang menghadap ke depan dan dua lainnya menghadap ke belakang. Hiasan ini sendiri bermakna kalau perempuan harus terlihat cantik seperti bunga, baik dari depan maupun Untaian melati yang jatuh sampai tubuhUntaian melati, atau sering disebut sebagai ronce melati adalah sebuah hiasan yang khas dari pengantin perempuan adat Sunda. Hiasan ini sendiri terdiri dari Melati Mangle Pasung, Mangle Susun, Mangle Sisir, Penetep, Mayangsari. Ronce melati pada adat Sunda bermakna kesucian dan kemurnian sang riasan yang dikenakan memiliki doa baik untuk keberlangsungan rumah tangga sang pengantin. Wah, jadi ingin menikah dengan adat Sunda agar dapat mengenakan riasan ini! Baca Juga 5 Inspirasi Makeup Pengantin Adat Batak a la Artis Baca Juga 8 Inspirasi Makeup Pengantin Adat Jawa ala Artis Baca Juga Prosesi Pernikahan Adat Bali Nggak hanya terkenal akan kekayaan alamnya, Indonesia juga punya beragam budaya yang beraneka ragam. Contohnya dalam hal pakaian adat pernikahan di mana masing-masing memiliki ciri khas satu buktinya adalah jenis-jenis mahkota pernikahan adat di Indonesia. Sebagian besar pakaian tradisional etnis Indonesia dilengkapi dengan hiasan kepala yang menambah kesan anggun serta desain pakaian adat ciri khas. Dan jangan cuman mempercantik penampilan saja lho ternyata ada filosofi khusus di baliknya. Simak yuk. Gelungan Agung dari BaliAwalnya Gelungan Agung yang berasal dari Bali ini hanya dipakai oleh kalangan bangsawan di masa lalu. Namun saat ini sudah diadopsi ke dalam pakaian pernikahan tradisional Bali, Payas Agung. Gelungan Agung akan dibentuk dengan susunan bunga sandat emas, berhias mahkota emas dan srinata. Semakin rumit dan tinggi susunan sandat, maka semakin tinggi kasta perempuan tersebut. Tengkuluk Tanduak dari nama lain Tikuluak Tanduak, mahkota pernikahan yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat ini terbuat dari kain balapak. Kebanyakan perempuan dari wilayah Lintau Buo sering kali menggunakan mahkota ini pada hari spesialnya. Hiasan kepala yang punya bentuk rumah gadang ala Minang ini punya makna bundo kanuang atau pemilik rumah Sunda dari Jawa BaratSebenarnya Siger hanya dipakai oleh ratu dan putri Sunda di masa lalu sebagai mahkota. Tapi sekarang sudah dijadikan bagian dari pakaian pernikahan dan tari tradisional Sunda. Hiasan kepala ini melambangkan kebijaksanaan dan kehormatan sebagai kualitas diri yang harus dijunjung tinggi. Sering kali dijumpai dengan kembang goyang, tujuh ornamen bentuk bunga. Lima diantaranya menghadap depan serta dua menghadap belakang. Yang melambangkan kecantikan luar Bugis dari Sulawesi pernikahan asal Bugis, Sulawesi Selatan ini memang kelihatan sederhana tapi proses pembuatannya terbilang nggak mudah lho. Karena penyusunannya harus sejajar, kemudian Saloko juga harus terlihat dari depan ke belakang. Punya ciri khas adat Bugis yang ketimur-timuran lalu dipadukan dengan corak khas masyarakat Sulawesi Selatan. Saloko mempunyai makna identitas etnis Ageng dari Ageng dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang terinspirasi dari putri ningrat Keraton. Kepala pengantin perempuan akan dihiasi oleh centhung yang artinya kesiapan untuk memasuki kehidupan baru atau pernikahan. Lalu gunungan rambut di belakang berarti penghormatan suami terhadap istri. Paes Ageng juga dipercaya untuk pembersihan jiwa dan memperkuat batin sehingga terhindar dari dari Bandar Lampung berbeda dengan Siger Sunda, perbedaan ukuran menjadi hal yang paling kontras terlihat. Dahulu Sigokh hanya digunakan sebagai hiasan kepala bagi ratu saja, tapi sekarang sudah bisa dipakai oleh masyarakat Lampung sebagai busana pernikahan. Ternyata ada tiga varian Sigokh yang dibagikan menurut asalnya. Pertama, Siger Saibatin dari pesisir Provinsi Lampung. Kedua, Siger Pepadun dari pegunungan tempat tinggal Suku Pepadun. Terakhir, Siger Tuka berasal dari zaman Hindu serta Buddha di dari afdol rasanya kalau nggak membahas adat pernikahan ibukota Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Siangko merupakan mahkota pernikahan Betawi yang memadukan berbagai budaya diantaranya Arab, Cina, dan Belanda yang cukup kental. Cadar Siangko juga dibuat beragam, ada yang panjangnya menutupi wajah atau yang hanya menutupi dahi. Makna cadar sendiri melambangkan kesucian pengantin perempuan. raf/raf – Bingung dengan perbedaan pernikahan adat jawa dan adat sunda? Indonesia memang termasuk negeri yang kaya akan keindahan alam dan suku adat serta budayanya. Bahkan terdapat begitu banyak budaya dan bahasa mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negeri yang menarik. Dan juga dari keberagaman budaya ini membuat ada tradisi tradisi yang dipercaya oleh masing masing suku. Seperti misalnya hal yang paling umum kita jumpai ialah tradisi dalam pernikahan. Karena begitu banyak suku yang ada, kita akan membahas tentang adat pernikahan Jawa dan Sunda. Sebab baik dalam adat Jawa maupun adat Sunda terdapat prosesi siraman’ menjelang pernikahan. Upacara atau prosesi siraman saat pernikahan ini berasal dari kata dasar siram Jawa yang memiliki arti mandi. Sedangkan maknanya sendiri ialah memandikan calon pengantin dengan tujuan supaya calon pengantin kembali bersih dan suci saat pernikahan. Berikut ini fakta antara prosesi penyiraman pada adat Jawa dan adat Sunda. 1. Siraman adat Jawa Upacara siraman ini berlaku bagi pengantin pria dan wanita dan akan dilaksanakan dirumah masing masing. Setelah menyiapkan segala perlengkapan untuk upacara siraman, waktunya untuk menaburkan bunga setaman ke dalam bak yang berisi air dingin atau air hangat. Kemudian dilanjutkan dengan memasukkan dua butir kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu dan masukkan ke dalam air. Calon pengantin yang sudah mengenakan busana siraman lengkap kemudian dijemput dan dibimbing oleh orang tua untuk menuju ke tempat penyiraman. Dan dibelakang mereka ada pengiring yang membawakan baki berisi seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol, sehelai kain motif nagasari, handuk dan pedupan. Didalam adat Jawa, prosesi siraman akan diawali dengan doa sesuai kepercayaan masing masing kemudian dilanjutkan dengan sungkeman kepada orang tua calon pengantin. Ketika sungkeman, calon pengantin sekaligus meminta ijin untuk menikah dengan orang yang telah ia pilih sebagai pasangan hidupnya. Biasanya dalam moment moment ini suasana haru akan sangat dirasakan. Setelah sungkeman, kemudian masuk ke tahap siraman dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber dan sudah ditaburi dengan kembang setaman. Dan anggota yang menyiram diwajibkan untuk berjumlah ganjil, dimulai dari ayah, ibu, dan beberapa orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru rias. Setelah badan dikira bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan masing-masing 3x. Jangan lupa diikuti juga dengan doa oleh calon pengantin. Akhir dari acara siraman ini adalah ketika juru rias mengucapkan kalimat sudah berakhir masa remajanya sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin yang disaksikan kedua orang tua dan kerabat lainnya. Prosesi siraman tidak sampai disana saja, setelahnya, calon pengantin akan digendong oleh sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi ngerik. Disini, juru rias akan membersihkan rambut rambut halus pada calon pengantin. 2. Siraman adat Sunda Siraman adat Sunda berbeda dengan adat Jawa. Dalam adat Sunda, siraman memiliki tahap pertama mulai dari gengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani oleh sang ayah yang mendampingi dengan membawa lilin. Makna dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka dan akan digantikan oleh calon suami nantinya. Tahap selanjutnya kemudian dipangkon. Disini, calon pengantin akan dipangku oleh kedua orang tuanya lalu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua ngaras. Kemudian calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi supaya bisa selalu mengharumkan nama keluarga. Dan calon pengantin akan melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertaqwa, tabah, beriman, dan istiqamah. Hingga akhirnya sampai pada tahap penyiraman. Pada tahap ini, sama sperti adat Jawa, dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang sudah ditaburi dengan kembang setaman. Itu dia pebedaan antara prosesi siraman adat Jawa dengan adat Sunda, budaya Indonesia ini memang sangat menarik untuk dipelajari mengingat ada begitu banyak suku dan adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Page – Bingung dengan perbedaan pernikahan adat jawa dan adat sunda? Indonesia memang termasuk negeri yang kaya akan keindahan alam dan suku adat serta budayanya. Bahkan terdapat begitu banyak budaya dan bahasa mulai dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia menjadi negeri yang juga dari keberagaman budaya ini membuat ada tradisi tradisi yang dipercaya oleh masing masing suku. Seperti misalnya hal yang paling umum kita jumpai ialah tradisi dalam pernikahan. Karena begitu banyak suku yang ada, kita akan membahas tentang adat pernikahan Jawa dan Sunda. Sebab baik dalam adat Jawa maupun adat Sunda terdapat prosesi siraman’ menjelang atau prosesi siraman saat pernikahan ini berasal dari kata dasar siram Jawa yang memiliki arti mandi. Sedangkan maknanya sendiri ialah memandikan calon pengantin dengan tujuan supaya calon pengantin kembali bersih dan suci saat pernikahan. Berikut ini fakta antara prosesi penyiraman pada adat Jawa dan adat Siraman adat JawaUpacara siraman ini berlaku bagi pengantin pria dan wanita dan akan dilaksanakan dirumah masing masing. Setelah menyiapkan segala perlengkapan untuk upacara siraman, waktunya untuk menaburkan bunga setaman ke dalam bak yang berisi air dingin atau air dilanjutkan dengan memasukkan dua butir kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu dan masukkan ke dalam pengantin yang sudah mengenakan busana siraman lengkap kemudian dijemput dan dibimbing oleh orang tua untuk menuju ke tempat dibelakang mereka ada pengiring yang membawakan baki berisi seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol, sehelai kain motif nagasari, handuk dan pedupan. Didalam adat Jawa, prosesi siraman akan diawali dengan doa sesuai kepercayaan masing masing kemudian dilanjutkan dengan sungkeman kepada orang tua calon sungkeman, calon pengantin sekaligus meminta ijin untuk menikah dengan orang yang telah ia pilih sebagai pasangan hidupnya. Biasanya dalam moment moment ini suasana haru akan sangat sungkeman, kemudian masuk ke tahap siraman dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber dan sudah ditaburi dengan kembang anggota yang menyiram diwajibkan untuk berjumlah ganjil, dimulai dari ayah, ibu, dan beberapa orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru badan dikira bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan masing-masing 3x. Jangan lupa diikuti juga dengan doa oleh calon dari acara siraman ini adalah ketika juru rias mengucapkan kalimat sudah berakhir masa remajanya sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin yang disaksikan kedua orang tua dan kerabat siraman tidak sampai disana saja, setelahnya, calon pengantin akan digendong oleh sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi juru rias akan membersihkan rambut rambut halus pada calon Siraman adat Sunda Siraman adat Sunda berbeda dengan adat Jawa. Dalam adat Sunda, siraman memiliki tahap pertama mulai dari gengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani oleh sang ayah yang mendampingi dengan membawa dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka dan akan digantikan oleh calon suami selanjutnya kemudian dipangkon. Disini, calon pengantin akan dipangku oleh kedua orang tuanya lalu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tua ngaras.Kemudian calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi supaya bisa selalu mengharumkan nama calon pengantin akan melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertaqwa, tabah, beriman, dan akhirnya sampai pada tahap penyiraman. Pada tahap ini, sama sperti adat Jawa, dimana calon pengantin akan disiram dengan air yang sudah ditaburi dengan kembang dia pebedaan antara prosesi siraman adat Jawa dengan adat Sunda, budaya Indonesia ini memang sangat menarik untuk dipelajari mengingat ada begitu banyak suku dan adat yang tersebar di seluruh Indonesia. Prosesi siraman adat sunda dan jawa – Upacara siraman ini berasal dari kata dasar siram Jawa yang berarti mandi. Sedangkan maknanya sendiri adalah memandikan calon pengantin agar kembali bersih dan masa sekarang ini prosesi ini masih sangat di sukai oleh para pengantin yang akan melangsungkan pernikahan sebagai salah satu prosesi yang di inginkan untuk di melestarikan adat, faktor dokumentasi juga jadi hal yang di pertimbangkan dalam mengadakan acara siraman Konten1. Siraman Adat JawaSungkemanSiramanGendonganGuyuran2. Siraman Adat SundaNgengcangkeun aisanPangkonRelatedProsesi siraman tidak hanya digunakan di pernikahan adat Jawa saja tetapi pernikahan adat Sunda juga terdapat prosesi siraman. Apasih yang membedakan keduanya? Ini dia..SungkemanPada adat Jawa, prosesi siraman ini akan dimulai dengan sungkeman dengan orang tua calon pengantin. Saat sungkeman, calon pengantin sekaligus meminta izin untuk menikah dengan orang yang telah dia pilih sebagai pasangan hidup. Suasana haru akan sangat terasa di ritual ialah tahap siraman di mana calon pengantin akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber dan sudah ditaburi kembang bertugas menyiram harus berjumlah ganjil, dimulai dari ayah, ibu, lalu beberapa orang yang dituakan dan diakhiri dengan juru siraman tak sampai di situ saja. Calon pegantin akan digendong sang ayah menuju kamar pengantin untuk melakukan prosesi sini calon pengantin akan dibersihkan rambut-rambut halusnya oleh perias. Upacara ini berlaku untuk calon pengantin pria dan wanita yang akan dilaksanakan di rumah menyiapkan segala perlengkapan siramannya, saatnya Anda menaburkan bunga setaman ke dalam bak yang berisi air dingin atau hangat. Selanjutnya, dua butir kelapa yang masih ada sabutnya diikat menjadi satu lalu dimasukkan ke dalam air pengantin yang sudah mengenakan busana siraman lengkap, dijemput dan dibimbing orang tua menuju tempat belakang mereka ada pengiring yang membawakan baki berisi seperangkat kain yang terdiri dari sehelai kain motif grompol, sehelai kain motif nagasari, handuk dan siraman akan diawali dengan doa menurut kepercayaan masing-masing diikuti dengan guyuran air siraman pertaman oleh orang tua calon pengantin dilanjut beberapa orang yang badan dikira bersih, air tersebut juga digunakan untuk berkumur, membersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan masing-masing 3x. Jangan lupa diikuti juga dengan doa oleh calon dari acara siraman ini adalah ketika juru rias mengucapkan kalimat sudah berakhir masa remajanya sambil memecahkan kendi di hadapan calon pengantin yang disaksikan kedua orang tua dan kerabat juga Wedding Organizer atau Wedding Planner, Mana Yang Cocok Untuk Hari Pernikahanmu?2. Siraman Adat SundaNgengcangkeun aisanBerbeda dengan siraman adat Jawa, siraman adat Sunda ini memiliki tahap pertama dari ngengcangkeun aisan dengan ritual sang ibu akan melepaskan gendongan menuju tempat siraman ditemani sang ayah yang mendampingi dengan membawa dari tahap ini adalah kedua orang tua akan segera mengakhiri tanggung jawab mereka dan akan digantikan oleh calon selanjutnya yaitu dipangkon. Di sini, calon pengantin akan dipangku oleh kedua orang tuanya lalu calon pengantin akan membasuh kaki mereka ngaras.Lalu, calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi agar bisa selalu mengharumkan nama calon pengantin akan melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan permohonan untuk selalu sabar, sehat, bertaqwa, tabah, beriman dan sampailah pada prosesi siraman. Sama seperti adat Jawa, di sini calon pengantin akan disiram dengan air yang sudah ditaburi kembang brides sudah tau kan perbedaan antara siraman adat Jawa dan adat Sunda? Jika brides ingin menggunakan prosesi siraman dalam pernikahan, Avinci bisa membantu mewujudkannya, lho! Hubungi Avinci sekarang juga untuk informasi lebih lanjut. Pangandaran - Prosesi upacara ngaras dan siraman pengantin adat Sunda seringkali dilakukan biasanya satu hari sebelum akad resepsi pernikahan calon prosesi ini calon pengantin pria ataupun wanita memberikan pengabdiannya kepada kedua orang tua dengan mencuci prosesi ngaras biasanya hanya dilakukan calon pengantin wanita. Dalam prosesi sakral ini, biasanya dilanjutkan dengan siraman pengantin, dimana calon pengantin wanita dimandikan oleh kedua orang tuanya disambung sesepuh orang yang dituakan di keluarganya. Lalu seperti apa prosesi dan makna dalam upacara Ngaras dan Siraman pengantin adat Sunda?Upacara ngaras dan siraman dalam pernikahan adat Sunda. Foto IstimewaMaestro MC Adat Sunda Jawa Barat Ceu Miming mengatakan, ditengah modernisasi prosesi pernikahan, diberbagai daerah upacara adat Ngaras dan Siraman masih dilakukan sebagian calon pengantin."Namun saat ini beberapa pengantin sudah mulai meninggalkan adat ini, padahal tersirat penuh arti dan makna yang tinggi," ucap Ceu Miming belum lama bahasa Ngaras diambil dari bahasa Sunda yang artinya menyebrangi sungai yang tidak terlalu dalam. Di Jawa Barat Ngaras diartikan sebagai rangkaian prosesi pra nikah di tatar Sunda."Penghormatan anak kepada orang tua yang sudah mendidik, merawat, membesarkan dan menyayangi. Dalam prosesi ini anak berbakti kepada orang tua dengan membersihkan kaki kedua orang tua," Prosesi Ngaras Pengantin dan SiramanProsesi Ngaras pengantin diawali dengan kedua orang tua calon pengantin wanita membawa puterinya menuju kursi calon pengantin wanita di ais menggunakan samping oleh ibu, dibagian depan ayah calon pengantin membawa lilin. Dengan makna ayah menerangi langkah anak, sementara ibu mengasuh dan membesarkan anak."Setelah sampai di kursi Ngaras, catin wanita sungkem atau memohon maaf kepada kedua orang tua diiringi kidung Ngaras dengan alunan musik adat Sunda kecapi-suling. Dilanjutkan dengan membasuh kaki ibu terlebih dahulu, dengan air bersih yang sudah disiapkan. Sama halnya dengan ke ayah," dibasuh atau dibersihkan, kaki kedua orang tua diberikan harum-harum, ataupun semacam parfum biar setelah itu catin meminta doa dan restu kepada orang tua. Prosesi adat pra nikah dilanjutkan dengan Siraman."Siraman artinya mengucurkan air, dalam prosesi ini catin wanita dicucurkan air dari 7 sumber air yang berbeda, bisa dari berbagai masjid suci ataupun sumber mata air," Siraman dilakukan catin ganti pakaian menggunakan pakaian layaknya seorang pengantin. Kemudian pengantin berjalan diatas sinjang atau samping"Biasanya ada 7 sinjang yang digunakan untuk catin berjalan menuju kursi Siraman," kata Ceu Miming menjelaskan makna 7 lembar samping yang digunakan sebagai karpet jalan. "7 samping artinya 7 dinten nu baris kalakonan ku panganten, corak sareng warna nu benten diartikeun sebagai jalan kahirupan nu baris disorang, bakal aya warna warni kehidupan," orang yang boleh memberikan siraman paling utama kedua orang. "Ibu, bapak, eyang, nenek, kake. Harus dari sesepuh istri. Tapi syaratnya orang yang menjadi contoh atau picontoheun. Jangan uwa atau bibi yang sudah cerai," kata Ceu sampai di kursi Siraman catin kemudian duduk terlebih dahulu. Disamping pengantin terdapat kendi besar yang berisikan air dari 7 susunan pemberian airnya berawal dari bapak catin terlebih dahulu, dengan mengucurkan air sebanyak 3 kali dari bagian atas oleh Ibu, eyang, Kakek, Nenek, Uwa bibi ataupun pengasuh catin semasa kecil, dengan melakukan siraman air seperti yang dilakukan bapak catin. Simak Video "Dinkes Tasik Telusuri Pasien Diduga Meninggal Gegara Ditolak Puskesmas" [GambasVideo 20detik] tey/tya